Sarmi,Teraspapua.com – Distrik Apawer Hulu Kabupaten Sarmi, diduga banyak terjadi manipulasi coblos, hal tersebut disampaikan Kepala Distrik Apawer Hulu, Thomas Warone.
“Saya pernah jadi sekretaris PPD pernah juga jadi PPD, saya melihat pemilu kali ini didistrik saya Apawer Hulu, terjadi banyak manipulasi contreng (coblos). Contohnya, 30 orang tidak hadir di TPS berarti tidak mencontreng, undangan mereka ada terus siapa yang mencoblos ? Dan tiba-tiba suara paslon nomor urut 01 naik,”katanya saat memberikan keterangan pers baru-baru ini.
Yang namanya dipanggil tapi tidak hadir, kemudian surat suara habis, berarti ada yang mewakili untuk mencoblos, bisa saja PPS, KPPS, Panwas, PPD, Thomas yakin semua ini sudah diatur untuk memenangkan paslon 01.
“Mereka berdalih bahwa paslon 02 bukan `tong pu orang`, disitulah mulai terjadi manipulasi mencobloskan para pemilih yang tidak datang ke TPS, akhirnya suara 01 naik,” ungkapnya.
Ia menilai, Pilkada kali ini boleh dikatakan pilkada tidak jelas, karena masyarakat yang tidak datang ke TPS dan tidak mencoblos, ternyata ada yang mewakili atau yang mencobloskan dan diduga para penyelanggaralah pelakunya.
“Harusnya kertas suara yang tidak terpakai dikembalikan ke KPU, itu urusan KPU, bukan dicoblos,” ungkapnya.
Thomas mengatakan, Distrik Apawer Hulu terdiri dari 10 kampung, dimasing-masing TPS baik saksi maupun pemantau yang mau memfoto C1 mereka tidak diberi ijin, ada apa ? pasti ini ada sesuatu dan disitulah suara Paslon nomor urut 01 melambung.
“Saya bicara benar, karena ini untuk kebaikan daerah saya, dengan harapan kedepan jangan dapat tipu terus,” pungkasnya.