Jayapura, Teraspapua.com – Calon Presiden (capres) PDI-P Ganjar Pranowo melakukan kunjungan ke Kota Jayapura, Papua, Selasa (21/11/2023).
Tiba tepat di depan restoran sendok garpu, Ganjar degan mengenakan kaos biru tua bergaris merah di sambut oleh Ketua Bapilu DPD PDI Perjuangan Papua, Benhur Tomi Mano dan Ibu Kristhina R. I. Luluporo, serta pimpinan Parpol pengusung seperti Hanura, Perindo dan PPP untuk jamuan makan siang.
Ganjar Pranowo dalam arahan menyampaikan terima kasih, karena semua partai pengusung komplit hadir.
“Ini komplit semua partai pengusung, dari PDI-Perjuangan, Perindo, Hanura dan PPP, saya menyampaikan terima kasih,” kata Ganjar Pranowo.
Saya mencoba berdiri di beberapa tempat, tidak mainstream di ibu kota, maka saya mulai dari pinggiran hingga sampai di kota Jayapura, Inilah saatnya kita bertemu dan berdialog. Kendati begitu dirinya mengakui belum bisa mengcover semuanya.
“Tapi saya senang sudah berada di beberapa titik dan mendengarkan apa yang ada di masyarakat. Saya melihat, merasakan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat, apa kata mereka terkait dengan masalah kesehatan, akses pendidikan, potensi pariwisata yang luar biasa dan potensi kelautan yang hebat,” tuturnya.
Ganjar mengakui kalau berbicara sumber daya alam di daratan Papua super kaya, dan yang menjadi Prioritas kami. Papua harus diberikan aksae pendidikan, agar anak-anak kita bisa kembali dan membangun Papua dengan baik.
Sehingga harus banyak membuka dialog, agar terjadi perdamaian, kenyamanan aga mengurangi potensi-potensi yang mungkin selama ini membuat tidak nyaman warga masyarakat.
“Sampai hari ini kami lihat, suku di Papua sangat banyak, agamanya yang berbeda-beda tapi bisa hidup bersama dan suasana itu yang kita inginkan,” akuinya.
Saya melihat potensi anak muda yang ada di Papua dari seni maupun olahraga sangat luar biasa.
Hanya tinggal fasilitas yang akan diberikan dan tentu bisa dilakukan kalau ada tindakan khusus yaitu tindakan afirmasi atau afirmasi action yang bisa diberikan dan bisa dilangkah laksanakan, tentu dengan Otsus bisa dioptimalkan.
Papua saat ini menjadi 6 provinsi dan ini adalah kesempatan yang diberikan kepada tanah Papua. Dan kita mesti mengumpulkan banyak orang dengan suku yang berbeda, representasi kelompok masyarakatnya, kelompok perempuan juga diperhatikan, anak-anak saya minta tolong untuk diperhatikan, penyandang disabilitas tolong diperhatikan sampai orang tua kita yang lansia tolong diperhatikan.
“Sehingga ketika menyusun program mereka semua akan mendapat dampak dari sebuah keputusan itu. Dan itu dilakukan, lalu kemudian kita berada pada pengambilan keputusan itu,” jelasnya.
Ganjar menambahkan, setelah TPD terbentuk Jangan menunggu saya dan Pak Mafud datang untuk dilantik, tapi kerja dulu.
“Karena TPD harus menyiapkan sekertariat, harus ada orang yang kerja, kalau perlu 24 jam karena di pusat kerja 24 jam kita memantau internasional bahkan seluruh daerah, sampai kemudian kita memberikan trikmen-trikmen,” tuturnya.
Inilah komunikasi yang penting, saya menitipkan kita fokus pada program. Tidak usah jelek-jelekan yang lain, tampilkan data, fakta siapkan anak-anak muda untuk dilatih menjadi juru kampanye agar kemudian bisa join bisa bergabung dan nanti kita punya tampilan pasangan Ganjar Mahfud banyak generasi muda.
Di tempat yang sama ketua Bapilu DPD PDI Perjuangan Provinsi Papua, Benhur Tomi Mano menyebutkan walaupun jumlah pemilih di Papua sedikit tapi berkualitas.
“Mereka bisa melihat pemimpin yang bersih itu siapa, rekam jejak pemimpin itu siapa mereka tidak akan memilih pemimpin yang kun payakun,” tegasnya.
Mereka melihat kinerjanya, dedikasinya, loyalitasnya apa yang buat oleh rakyat, itu akan mereka pilih di tahun 2024 untuk menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.
Pria yang akrab disapah BTM ini menambahkan, Wakil Presidennya akan menjadi ketua Badan Pengawasan dana Otsus di Papua, supaya mengawasi dana otsus dengan baik tepat kepada sasaran supaya jangan ada kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan di atas tanah ini supaya dana otsus itu diawasi dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat di Papua,” pungkas BTM
(Har)