BTM : Jadikan Rakorda Sebagai Momentum Kebangkitan Kekuatan Politik

Jayapura,Teraspapua.com –  Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Perjuangan Papua, gelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) dengan mengusung tema , “Satyam Eva Jayate  – Kebenaran Pasti Menang”.

Kegiatan tersebut dibuka secara lansung oleh Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai PDIP Perjuangan, Komarudin Watubun, di salah satu hotel di Jayapura, Sabtu (26/4/2025).

Calon Gubernur Papua, Benhur Tommy Mano dalam sambutannya pada acara Rakorda itu mengatakan, Rakorda ini bukan hanya rapat. Ini adalah seruan perjuangan
Kita sedang menyusun langkah sejarah.

Dijelaskan Benhur, tema kita hari ini, “Satyam Eva Jayate  – Kebenaran Pasti Menang”, bukan sekadar kalimat filosofis, tetapi tekad ideologis kita sebagai pejuang kebenaran. Karena di sinilah tempat kita menyatukan strategi dan membangun kekuatan moral untuk menatap medan tempur yang sebenarnya.

“Rakirda adalah kawah candradimuka kaderisasi politik. Di sinilah kita ditempa bukan hanya dengan teori, tapi dengan semangat, loyalitas, dan tanggung jawab. Karena bagi kita, kekuasaan bukan alat untuk menguasai—tetapi sarana untuk melayani. Dan sejarah telah membuktikan, bahwa ketika PDI Perjuangan solid, maka rakyat akan kembali bersuara lantang di bilik suara,”  terang pria yang akrab disapa BTM.

Pada kesempatan itu BTM menegaskan, kita tidak bisa masuk ke Pilkada ini dengan semangat biasa-biasa. Kita tidak bisa menghadapinya dengan strategi setengah hati. Lawan kita bukan hanya nama di kertas suara, tetapi sistem yang kadang licin dan bermain di balik layar.

“Maka Rakorda ini harus menjadi medan awal pertempuran, tempat kita membangunkan kesadaran kolektif bahwa kebenaran tidak akan menang sendiri. Ia butuh keberanian. Ia butuh tangan-tangan yang bekerja. Ia butuh hati-hati yang ikhlas berjuang. Dan di sinilah kita memulainya dengan menyatukan barisan, menyusun taktik, dan menyalakan kembali api perjuangan dari dapur ideologi partai yang tak pernah padam,” imbuhnya.

BTM mengakui, bahwa Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Papua sebelumnya menyisakan luka. Kita GAGAL. Tapi kita tidak hancur. Mahkamah Konstitusi memerintahkan Pemungutan Suara Ulang (PSU). Ini bukan kekalahan, ini adalah kesempatan kedua dari Tuhan dan rakyat agar kita kembali menata langkah, memperbaiki strategi, dan membuktikan bahwa kader banteng tidak pernah menyerah.

“Jangan jadikan pengalaman kemarin sebagai beban, tapi jadikan sebagai pelajaran. Jangan biarkan peristiwa lalu mematahkan semangat kita. Justru sebaliknya, kita harus bangkit lebih militan, lebih disiplin, lebih terorganisir. Ini bukan tentang ambisi kekuasaan—ini tentang tanggung jawab terhadap masa depan Papua,” terangnya.

Lebih jauh BTM menuturkan, saya melihat dan merasakan langsung bagaimana struktur partai bekerja di lapangan. Di tengah tekanan, logistik terbatas, dan keterbatasan komunikasi, para kader tetap bergerak dari rumah ke rumah, dari kampung ke kampung. Maka jangan biarkan perjuangan itu sia-sia. Sekarang saatnya kita rapatkan barisan, satukan suara, dan pastikan bahwa kemenangan bukan sekadar angka, tetapi kehormatan.

Menurutnya, saya tidak berdiri di sini untuk memuji diri sendiri. Karena sesungguhnya, tidak ada keberhasilan yang lahir dari satu orang. Jika hari ini saya berada di garis depan, itu semata karena rakyat yang mendorong, dan partai yang mempercayakan.

Saya sadar bahwa saya hanya bisa melangkah sejauh struktur dan semangat partai membawa saya. Dan jika Tuhan mengizinkan, dan rakyat memberi mandat, maka semua keputusan dan kebijakan akan saya letakkan di atas dasar ideologi partai dan semangat kerakyatan.

“Maka kepada seluruh kader, saya ajak:
Jadikan Rakorda ini sebagai momentum kebangkitan kekuatan politik kita, dari struktur hingga nurani. Bangun kembali kepercayaan rakyat, rebut ruang-ruang kosong di hati masyarakat, dan tunjukkan bahwa banteng tidak hanya punya simbol, tapi punya tekad, kerja, dan kemenangan.
Kita tidak hanya butuh pengurus, kita butuh pejuang,” imbuhnya.

Kembali BTM menegaskan, kita tidak cukup dengan struktur, kita butuh jiwa di setiap lapis partai. Karena kemenangan di Papua tidak akan datang dengan retorika. Kemenangan datang dari konsolidasi, kerja konkret, dan kesetiaan ideologi.

Segala hasil Rakorda hari ini saya harap tidak hanya berhenti di ruang ini. Saya minta agar segera diturunkan dalam rapat-rapat kerja di DPC, PAC, hingga ranting dan anak ranting. Inilah cara kita menjaga arah perjuangan tetap satu jalur, satu garis lurus dari pusat hingga kampung. Kita ingin kemenangan ini bukan hanya milik elite, tapi milik seluruh akar rumput.

“Papua tidak butuh pemimpin yang datang dengan pesawat dan pamflet. Papua butuh pemimpin yang berjalan di tanah berlumpur, mendengar jerit rakyat, dan pulang ke kampung membawa solusi. Dan saya percaya, bahwa kader PDI Perjuangan adalah jawaban itu,” pungkasnya.