Sarmi, Teraspapua.com – Dalam lanjutan safari politik menyongsong Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur Papua yang akan digelar pada 6 Agustus 2025, Calon Gubernur Papua nomor urut 1, Benhur Tomi Mano (BTM), menyapa langsung warga Kampung Mawesday, Distrik Bonggo Timur, Kabupaten Sarmi, Selasa (1/7/2025).
Kegiatan tersebut berlangsung dalam format tatap muka terbatas, namun sarat makna karena menjadi ruang dialog antara calon pemimpin dengan rakyat yang selama ini berada di garis terluar pembangunan.
Warga Mawesday, yang sebagian besar tinggal di wilayah pesisir, menyampaikan berbagai aspirasi yang selama ini belum terjawab. Dalam suasana penuh harap dan keterbukaan, mereka menegaskan komitmen untuk mendukung penuh pasangan BTM–CK.
Salah satu tokoh masyarakat sekaligus pemuka agama setempat, Gembala Pdt. Melkisedek Sawiyar, menyampaikan secara langsung kondisi dan harapan warga kepada BTM. Dengan nada emosional, ia mengungkapkan bagaimana masyarakat Mawesday selama bertahun-tahun harus berjuang dalam keterbatasan.
“Kalau Tuhan menolong bapak menjadi gubernur, maka air mata yang menetes hari ini adalah saksi bahwa harapan itu belum mati. Kampung kami ada di pesisir, depan ada Kampung Rendy, belakang ada sungai. Tapi karena program pemerintah, kami semua dipindahkan ke atas, ke tepi jalan. Sementara tempat kami mencari nafkah ada di pantai,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pantai merupakan pusat kehidupan ekonomi masyarakat Mawesday. Di sanalah warga menggantungkan hidup dari menangkap ikan, memanen kelapa, pinang, dan mencari bia (kerang).
Namun hingga saat ini, akses jalan dari perkampungan ke pesisir belum tersedia, memaksa warga – terutama mama-mama – memikul hasil kebun dan tangkapan laut dengan berjalan kaki sejauh beberapa kilometer.
“Kami sudah menangis lama. Kini kami punya anak Tabi sendiri yang maju sebagai calon gubernur. Kami siap pasang badan untuk mendukung BTM dan CK. Hanya nomor urut 1 yang kami pilih,” tegasnya disambut tepuk tangan warga.
Selain persoalan akses jalan, warga juga menyampaikan keluhan mengenai kebutuhan air bersih. Hingga kini, masyarakat Kampung Mawesday masih bergantung pada air hujan dan sumur tradisional.
Padahal , menurut mereka, banyak potensi mata air alami yang bisa dimanfaatkan jika didukung oleh infrastruktur yang layak.
“Kami butuh jaringan air bersih. Di sekitar kampung kami banyak sumber air, tapi program tidak pernah masuk ke sini. Kami yakin, anak adat seperti BTM akan membawa perubahan,” ujar Pdt. Sawiyar.
Ia juga menambahkan bahwa mayoritas laki-laki di kampung tersebut berprofesi sebagai nelayan, namun hingga kini minim fasilitas, seperti perahu cepat (speedboat) dan motor tempel, untuk menunjang aktivitas melaut mereka.
Menanggapi aspirasi warga, Benhur Tomi Mano menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dan dukungan penuh dari masyarakat Kampung Mawesday.
Ia menegaskan bahwa aspirasi yang diterima akan direspons dengan kerja nyata jika terpilih sebagai Gubernur Papua.
“Kalau saya mendapatkan dukungan 100 persen dari masyarakat Mawesday, maka jalan menuju pantai akan saya bangun tahun depan. Ini komitmen saya,” tegas BTM di hadapan warga.
BTM menambahkan bahwa dalam kunjungannya kali ini, ia tidak datang sendirian. Ia turut didampingi oleh Ketua Komisi IV DPR Papua dari Fraksi PDI Perjuangan, yang membidangi infrastruktur – mulai dari pembangunan jalan, jembatan, listrik, air bersih, hingga perumahan rakyat.
“Kami tidak hanya mendengar, tapi datang membawa solusi. Saya tahu apa yang dibutuhkan rakyat karena saya pernah memimpin. Saat jadi Wali Kota Jayapura, saya bantu gereja, masjid, pura, dan pura Hindu. Saya jaga kerukunan umat beragama di Papua, dan itu akan saya lanjutkan di tingkat provinsi,” ucapnya.
BTM juga memaparkan sejumlah program ke depan, termasuk perhatian kepada tokoh-tokoh agama. Salah satunya adalah rencana memberangkatkan para pendeta ke Tanah Suci Israe, sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi mereka membina umat di tengah keterbatasan.
“Itu dulu program saya di Kota Jayapura. Sekarang, saya ingin membawa itu ke seluruh Papua. Kita bangun Papua dari nilai-nilai keagamaan, budaya, dan kedekatan dengan rakyat,” ungkapnya.
Tatap muka di Kampung Mawesday menjadi penegas bahwa kepercayaan masyarakat terhadap BTM dan CK sangat kuat.
Warga tidak hanya memberikan dukungan secara politis, tetapi juga menitipkan harapan hidup yang lebih layak: dari air bersih, jalan menuju pantai, hingga fasilitas nelayan yang memadai.
Masyarakat meyakini bahwa pemimpin yang berasal dari akar budaya Papua, memahami kebutuhan rakyat, dan pernah membuktikan kinerja, adalah sosok yang layak memimpin Bumi Cenderawasih.
“Kami tidak ingin hanya dilihat saat kampanye. Kami ingin ada pemimpin yang benar-benar hadir dan bekerja setelah terpilih. Dan kami percaya, itu ada pada sosok Benhur Tomi Mano,” pungkas Pdt. Sawiyar mewakili warga.
(Arc/Nov )