Jayapura, Teraspapua.com – Sebuah bangunan megah berdiri tegak menghadap perbukitan dan teluk Youtefa, di kawasan pesisir Kota Jayapura. Namun, bukan gedung biasa, ini adalah gereja dengan bentuk menyerupai sebuah bahtera, kapal besar yang sarat makna rohani dan kultural.
Namanya GKI Hen Wani – Waimhorock, sebuah rumah ibadah yang bukan hanya menjadi tempat persembahan dan doa, tetapi juga simbol keselamatan, persatuan, dan identitas iman umat Kristen di Port Numbay, Papua.
Gereja ini merupakan hasil pemekaran dari Jemaat GKI Pniel Kotaraja. Awalnya, sekelompok warga jemaat yang tergabung dalam Wijk 13 membentuk panitia pembangunan untuk membentuk bakal jemaat baru.
Dalam proses tersebut, Penatua Benhur Tomi Mano yang juga dikenal sebagai tokoh masyarakat dan mantan Wali Kota Jayapura ditunjuk untuk memimpin panitia pembangunan gereja.
Ketua panitia, Benhur Tomi Mano mengamanatkan kepada seksi perencanaan bahwa gedung gereja yang akan dibangun harus memiliki bentuk yang unik, bermakna teologis, dan mencerminkan kearifan lokal. Ia ingin agar rumah ibadah ini bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi juga membawa pesan yang kuat tentang keselamatan, pelayanan, dan sejarah kehadiran Injil di Tanah Papua.

Dari semangat itulah, lahir gagasan untuk membangun gereja dengan bentuk bahtera/kapal besar yang merepresentasikan banyak hal dalam ajaran Alkitab dan kehidupan masyarakat Papua. Bentuk ini bukan tanpa alasan, melainkan mengandung simbolisme mendalam yang berasal dari tiga aspek utama: teologi Kristen, sejarah penginjilan, dan budaya lokal.
Dalam Perjanjian Lama, bahtera merujuk pada kisah Nuh, yang menyelamatkan umat manusia dan makhluk hidup dari air bah. Bahtera menjadi lambang keselamatan bagi mereka yang percaya dan taat pada Tuhan. Gereja Hen Wani – Waimhorock pun diharapkan menjadi tempat keselamatan rohani bagi siapa saja tanpa membedakan suku, ras, atau latar belakang budaya.
Sementara dalam Perjanjian Baru, kapal digunakan oleh Tuhan Yesus dan para murid-Nya dalam banyak pelayanan. Dari atas perahu, firman Tuhan disampaikan.
Para rasul pun mengarungi laut dengan kapal untuk menyebarkan Injil ke penjuru dunia. Maka, gereja ini bukan hanya tempat bernaung, tapi juga simbol misi penginjilan yang aktif dan menyentuh berbagai kalangan.
Sejarah mencatat, dua misionaris pertama yang membawa Injil ke Papua, Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler, tiba di Tanah Tabi dengan menggunakan kapal. Maka, bahtera menjadi representasi dari alat keselamatan yang membawa terang Injil ke wilayah timur Indonesi
Di Tanah Tabi, banyak suku hidup berdampingan dengan laut. Perahu, laut, dan pelayaran menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Tobati– Enggros, kelompok etnis pesisir yang mendiami wilayah sekitar Teluk Youtefa.
Lokasi berdirinya gereja di Kelurahan Waimhorock, yang dahulu dikenal sebagai tempat tambatan perahu, memperkuat nilai simbolik dan kedekatan budaya dengan bentuk bahtera.
Nama gereja ini pun dipilih dengan penuh pertimbangan dan makna yang mendalam. Dalam bahasa Tobati-Enggros.
Hen Wani, berarti “Hati Baik”, dan Waimhorock berarti “Tambatan Perahu”.
Sehingga, “Hen Wani – Waimhorock” dapat dimaknai sebagai “Bahtera berhati baik yang tertambat di Waimhorock”. Suatu tempat di mana umat Tuhan hidup dalam kasih, kesetiaan, dan pelayanan yang tulus.
Nama ini diusulkan oleh Penatua Benhur Tomi Mano dan secara resmi digunakan sejak Ibadah Minggu pada 25 Agustus 2019, menandai lahirnya bakal jemaat baru di wilayah tersebut.
Secara arsitektural, gedung gereja ini dibangun dengan konstruksi baja dan beton, simbol keteguhan iman jemaat dalam menghadapi tantangan zaman.

Bentuknya yang menyerupai kapal, dengan atap menengadah ke arah bukit, tidak hanya menciptakan siluet yang ikonik di lanskap Jayapura, tetapi juga menghadirkan pengalaman spiritual yang mendalam bagi siapa saja yang masuk ke dalamnya.
Bagian mimbar utama pun dirancang menyerupai perahu, mengingatkan akan mimbar di GKI Pniel Kotaraja. Ini menjadi simbol bahwa “bahtera rohani” dari GKI Pniel kini telah berlabuh di Waimhorock, melanjutkan misi pelayanan dan kasih Kristus.
Gereja GKI Hen Wani – Waimhorock kini berdiri sebagai ikon baru Kota Jayapura. Dengan desain unik dan filosofi yang kuat, gereja ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan spiritual, tetapi juga destinasi wisata rohani yang menarik perhatian masyarakat lokal maupun wisatawan.
Gereja ini menjadi wujud nyata dari semangat keberagaman, persatuan, dan pelayanan di tengah masyarakat multikultural Papua. Bahtera Hen Wani adalah perwujudan dari panggilan gereja untuk menyambut siapa saja, menuntun umat dalam perjalanan iman, dan menjadi tempat aman dalam pelayaran kehidupan yang penuh gelombang.
Bahtera Hen Wani telah ditambatkan di Kelurahan Waimhorock untuk melaksanakan tugas panggilan gereja dengan hati yang baik, dan Tuhan Yesus Kristus sebagai Jurumudinya.
Dengan kehadiran gereja ini, terang kasih Kristus di ujung timur Indonesia semakin bersinar, menerangi setiap hati yang mencari keselamatan dalam bahtera yang bernama Hen Wani – Waimhorock.










