Jayapura, Teraspapua.com – Untuk Kota Jayapura, koperasi yang masih aktif kurang lebih sekitar 120 koperasi, dari 230 yang sebenarnya terdaftar pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Kota Jayapura.
“Nah, dari 120, tahun ini yang bisa kami bina yaitu kurang lebih 40 koperasi, jadi kegiatan hari ini adalah sebenarnya kegiatan refreshing, mengingatkan, menyegarkan kembali pemahaman mengenai pengetahuan berkoperasi,” ujar Kadis Perindagkop dan UKM Kota Jayapura, Robert L, N. Awi usai pembukaan pelatihan di aula BBPPKS Jayapura, Selasa (23/5/2023) pagi.
Lanjut Robert, pelatihan ini dilaksanakan selama 3 hari dengan melibatkan 40 orang yang berasal dari 40 koperasi se kota Jayapura.
“Pemkot harapan, dengan mengikuti kegiatan ini maka setiap koperasi memiliki pemahaman yang baru, refreshing tentang pengetahuan-pengetahuan koperasi yang praktis dan juga kemampuan melakukan manajemen dan juga pengelolaan keuangan koperasi,” papar Robert.
Robert juga menambahkan, setiap tahun Disperindagkop dan UKM melaksanakan pelatihan, dan tahun ini pesertanya terbanyak.
Menurutnya, biasanya kami laksanakan dengan peserta 25 sampai 30 orang. Setiap tahun laporan dari koperasi yang aktif di Kota Jayapura itu semakin meningkat.
“Kami perhatikan bahwa peningkatan Koperasi, diikuti dengan peningkatan pemahaman tentang berkoperasi oleh para pemilik koperasi ataupun anggota koperasi,” jelasnya.
Jadi, kami punya semangat untuk terus melakukan pembinaan koperasi karena diakui bahwa, koperasi ini merupakan salah satu modal besar bagi kota Jayapura untuk mengelola perekonomian, khususnya di lingkup masyarakat, rumah tangga, industri kecil, usaha kecil maupun menengah.
Sementara terkait dengan koperasi adat, Robert juga menjelaskan, untuk perkembangan koperasi adat di 10 kampung sampai dengan hari ini masih terus berjalan.
“Ada sekitar 5 koperasi adat yang sudah mandiri, kemudian tahun ini kami lakukan pendampingan untuk tiga koperasi adat khususnya di Skouw tiga Kampung, yaitu Skouw Yambe, Skouw Mabo dan Skouw Sae kami dilakukan pendampingan,” papar Robert.
Karena koperasi adat di Skouw tiga Kampung berjalan tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan,” sambung dia.
Harapan kami, dengan melakukan pendampingan dan mengambil alih pengelolaan koperasi, akan memberikan pelajaran bagi pengurus koperasi, bagaimana menjalankan koperasi yang sebenarnya.
Sehingga nanti kami akan serahkan kembali koperasinya untuk dikelola oleh pengelola Koperasi di tiga Kampung,” tutup Robert Awi.
(Ricko)