Belajar Tatap Muka SD, SMP, Wakil Wali Kota Jayapura Pastikan Sekolah Terapkan Prokes

Tampak Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM, Kepala Dinas Pendidikan, Dr. Fachrudin Pasolo, M. Si, Kepala Dinas Kesehatan, dr. Ni Nyoman Sri Antari saat berdialog dengan siswa SD YPPK Kristus Raja Dok V

Jayapura, Teraspapua.com – Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM meninjau dua SD dan satu SMP di wilayah Distrik Jayapura Utara guna memastikan penerapan protokol kesehatan (Prokes) saat belajaran tatap muka.

Wakil walikota didampingi WaKapolresta Jayapura kota,, AKBP Supraptono, Kepala Dinas Pendidikan, Dr. Fachrudin Pasolo, M. Si, Kepala Dinas Kesehatan, dr. Ni Nyoman Sri Antari dan Ka Satpol PP. Muchin Ningkeula.

” Hari ini kita melakukan pengawasan yang kedua kali terhadap sekolah.- sekolah yang.sudah diijinkan belajar tatap muka. Ada tiga sekolah yaitu SD Hikmah Yapis, SMP Paulus dan berakhir di SD YPPK Kristus Raja Dok.V bawah,” ujar Rustan Saru, Kamis ( 28/10).

Dari pengamatan , mereka melakukan belajar tatap muka maka kita memastikan tiga sekolah ini betul-betul sudah menerapkan protokol kesehatan (Prokes) atau tidak.

Tadi di SD Hikmah I Yapis mereka menggunakan sistem belajar ganjil genap dan di rolling setiap hari.

Rustan Saru mengungkapkan, di sekolah tersebut sudah ada tempat cuci tangan, sabun, tisu, Satgas bahkan ruang UKS.

“Hanya kita minta, buat spanduk agar saat siswa masuk lingkungan sekolah mereka membaca dan bisa melihat urutan-urutan yang mereka harus penuhi sebelum masuk ke ruang kelas,” kata Wawali.

Kita juga minta, jika ada siswa yang suhu badan tinggi, flu atau batuk agar dilakukan isolasi nandiri dan dibawa ke Puskesmas,” Sambungnya.

Hal yang sama ujar Rustan Saru, di SMP Paulus mereka membuat skenario belajar bagi yang sudah vaksin masuk hari Senin, Rabu dan Jumat, sedangkan yang belum vaksin masuk hari Selasa dan Kamis.

Untuk itu Wawali minta agar siswa yang belum vaksin agar divaksin untuk membentuk herd immunity (kekebalan kelompok).

Sementara di SD YPPK Kristus Raja dok 5 bawa bahwa yang baru belajar tatap muka adalah kelas VI. Anak – anak sangat gembira karena bisa bertemu kembali dengan para guru maupun teman-teman.

“Mereka juga menerapkan proses yang ketat ada tempat cuci tangan dan alat ukur suhu. Jadi kesimpulan tim Satgas Covid -19 kota Jayapura bahwa semua terjaga, terkontrol menerapkan prokes yang ketat,” terangnya.

Saya berharap, dengan kondisi ini bisa menjadi langkah awal yang baik ketika uji coba belajar tatap muka di kota Jayapura sehingga tidak ada siswa yang terpapar Covid -19.

Bahkan menurut Rustan Saru, 80 persen Komite sekolah menyetujui untuk belajar tetap muka. Namun ada sebagian orang tua yang masih khawatir karena pandemi ini belum selesai. “Saya kira itu wajar,” imbuhnya.

“Jadi yang tidak belajar tetap muka para guru memberikan ruang agar mereka belajar secara online di setiap hari Jumat,” ungkap Wawali.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Fachrudin Pasolo, M.Si mengemukakan sepanjang teman-teman kepala sekolah dan guru, orang tua kita bisa menjamin untuk sekolah-sekolah yang sudah belajar tatap muka dengan prokes yang ketat. Insya Allah bisa kita cegah dan tidak terjadi penularan Covid.

“Makanya, dibutuhkan dukungan tiga elemen yaitu kita dari pemerintah dalam hal ini dinas, guru-guru di sekolah, komite dan orang tua ini harus kita berkolaborasi. Kerjasama supaya belajar tatap muka ini bisa berlanjut terus menerus.

Fachrudin juga mengatakan, dengan respon anak-anak atas kehadiran kita dengan Wakil Wali Kota, 100% anak-anak senang dengan belajar tatap muka.

“Belajar tatap muka itu lebih efektif kemudian ada suasana berkumpul dengan teman-teman,” tiru kadis mengulang ucapan para siswa.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura mengaku 32 guru di SD YPPK Kristus Raja sudah divaksin masih tersisa 1 orang karena memang itu komorbid. Jadi kalau nanti komorbid bisa diatasi maka sudah bisa divaksinasi.

Sedangkan di SMP Paulus baru 40% anak sekolah yang di vaksin sehingga sistem belajar yang di vaksin dan yang belum divaksin tidak bertemu. Begitu juga para guru di SMP tersebut ada belum divaksin dan memang kita butuh sosialisasi lebih karena manfaat vaksin ini lebih mendominasi adalah Hoax dan kita minta para guru tetap mensosialisasikan.

7 jadi guru harus mempunyai kesadaran dan untuk vaksinasi ini guru harus menjadi contoh yang baik kepada para siswa.

Dikatakan juga seluruh guru SD dan SMP di Kota Jayapura` yang sudah vaksin sekitar 96%.

(Let).