Serui, Teraspapua.com – Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Kristen (BP YPK) di tanah Papua kembali menggelar Focus Group Diskusi (FGD), kali ini momen tersebut berlangsung di Kabupaten Kepulauan Yapen, Sabtu (18/11/2023).
FGD Problematika dan babak baru pengembangan Yayasan Pendidikan Kristen di tanah Papua, dengan tema “Guru Bicara, BP YPK mendengar”.
FGD dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen, Welliam Robert Manderi, SIP., M.Si didampingi Ketua Dewan Pengawas BP YPK di Tanah Papua, Dr. Kristhina R. I. Luluporo, S, IP, M. AP dan Ketua PSW Kepulauan Yapen, Drs. Orgenes Runtuboi, M.Pd.
Dalam sambutan Pj Bupati, Welliam Robert Manderi menyambut baik dan mengapresiasi inisiatif digelarnya FGD, dalam rangka diskusi bersama dan saling berbagi terkait dengan perkembangan dan permasalahan yang dihadapi sekolah YPK, baik jenjang SD, SMP maupun SMA dan SMPK di Kabupaten Kepulauan Yepen.
“FGD ini sangat penting sebagai forum yang strategis dalam mempertemukan pihak-pihak untuk duduk bersama, guna mengevaluasi perjalanan sekolah YPK selama ini. Termasuk mengidentifikasi dan memetakan problematika yang dihadapi oleh satuan-satuan pendidikan,”akuinya.
Manderi berharap, dari forum FGD ini untuk membangun kesamaan persepsi dan komitmen yang kuat antara BP YPK di tanah Papua dan PSW YPK dengan para kepala sekolah, operator Dapodik sekolah YPK serta stakeholder pendidikan YPK di Kepulauan Yapen. Dalam menyelesaikan dan membenahi masalah dan kekurangan yang masih ada.
“Kita harus membenahi YPK demi menjaga kualitas pendidikan pada sekolah-sekolah YPK, agar tidak kalah bersaing dengan sekolah-sekolah negeri maupun sekolah-sekolah swasta lainnya,” cetusnya.
Dikatakan Manderi, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen telah memberikan perhatian yang serius bagi pengembangan YPK. Baik dari sisi pembangunan sarana prasarana maupun dari sisi SDM-nya.
Perhatian pemerintah tersebut dalam rangka mendorong YPK agar semakin maju dan mandiri ke depan serta mampu menjawab tantangan dan tuntutan global dunia pendidikan yang semakin kompleks, salah satunya adalah penerapan kurikulum pembelajaran sesuai ketentuan yang berlaku,” imbuhnya.
Sementara Ketua BP YPK di Tanah Papua Joni Y. Betaubun, SH, MH dalam sambutan yang disampaikan Ketua Dewas, Dr. Kristhina R. I. Luluporo, S, IP, M, AP mengatakan, tantangan dunia pendidikan semakin berat seiring dengan perkembangan dinamika peradaban dunia, terlebih lagi adanya revolusi industri 4.0 yang harus dijawab dengan pola-pola dan strategi baru bidang pendidikan.
“Dunia pendidikan harus beradaptasi dengan strategi baru, dengan perkembangan teknologi yang luar biasa. di tengah revolusi gelombang keempat (4.0).,” uajarnya.
Lanjut dikatakan, BP YPK di tanah papua harus kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap nilai-nilai baru yang baik sekaligus teguh menjaga tradisi dan nilai-nilai lama yang baik.
YPK tidak boleh kehilangan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan yang bercirikan kekristenan, karena merupakan buah pelayanan dari gereja kristen injili di tanah papua.
Karena itu ditambahkannya, YPK di tanah Papua, sebagai salah satu Yayasan yang menyelenggarakan pendidikan di tanah Papua sejak misi pekabaran injil dimulai.
Begitu juga sebagai peletak awal bagi landasan pembangunan manusia Papua, serta menjadi transmisi bagi perubahan dan kemajuan dalam segala bidang di tanah papua, terus aktif dan berkomitmen dalam memajukan pendidikan di Kepulauan Yapen, lebih khusus bagi putra-putri daerah yang kelak menjadi generasi penerus di masa mendatang
“Sejak dilantik enam bulan lalu tepatnya tanggal 16 april 2023 oleh Sinode GKI di tanah Papua, BP YPK telah bergerak dengan cepat dan terus berupaya dan membangkitkan kembali lembaga pendidikan tertua dan terbesar di tanah papua,” jelasnya.
Sebagai ketua BP YPK di tanah papua saya selalu memberikan penegasan dan harapan bahwa menghadapi kesulitan dan tantangan kita tidak boleh pesimis, tidak boleh putus asa. Tapi selalu optimis, bahwa YPK akan bangkit.
Dikatakan, salah satu langkah awal strategis yang dilakukan oleh BP YPK di tanah Papua periode ini adalah melakukan Fokus Grup Diskusi .
“Karena itulah melalui FGD, kami datang mendengarkan, melihat dan berdiskusi secara langsung dan mengambil langkah-langkah taktis dan strategis menyelesaikan setiap persoalan,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Koordinator Wilayah IV Kepulauan Yapen dan Waropen, Cifrianus Y. Mambay, S.Pd, M.Si menegaskan YPK merupakan anak kandung Gereja GKI di tanah Papua.
Kepengurusan BP YPK periode ini mencoba untuk mencari apa akar masalah, sehingga FGD ini penting untuk kita lakukan untuk menerima masukan dari berbagai aspek dan unsur sehingga memperkaya kita bagaimana perjalanannya YPK ke depan.
“Kita berharap diskusi hari ini kita akan menerima masukan bagaimana dari aspek pengelolaan, pendanaan, apa yang bisa gereja buat dan apa yang bisa sekolah-sekolah partisipasi dari alumni, sehingga kita akan menemukan sebuah model baru untuk kita mengembangkan sekolah-sekolah YPK ke depan,” ujarnya.
Masih ditempat yang sama Ketua PSW Kepulauan Yapen, Drs. Orgenes Runtuboi, M.Pd merincikan, sekolah YPK untuk semua jenjang yang ada di Kabupaten Kepulauan Yapen berjumlah 57 sekolah. Terdiri dari SD (52) sekolah, SMP (2) sekolah, SMA (1) sekolah, SMK (1) sekolah dan SMPK 1 sekolah.
“Sementara untuk kondisi guru sampai saat ini kita tidak ada memiliki guru YPK yang diangkat atau dibiayai oleh YPK. Guru untuk sekolah SMP dan SMA masih banyak guru-guru honor dan subsidi dari pemerintah,” jelasnya.
Dikatakan juga, tahun 2003 ada 31 SD (4.122) anak tidak mendapatkan dana BOS. Namun perjuangan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten setempat ke Jakarta maka ada 9 sekolah yang mendapatkan dana BOS,” pungkasnya.
(Har)