Harga Telur Meroket,Komisi II DPR Papua Gandeng Satgas Pangan Sidak Pasar.

Ketua Komisi II DPR Papua, Mega Nikijuluw, SH.

Jayapura.Teraspapua.com – Dampak dari pendemi covid-19,dicurigai ada sejumlah oknom yang mememainkan harga sembako khususnya harga telur dipasar yang kian meroket.

Harga telur yang biasanya di jual Rp60 – Rp75 ribu per 1 rak, kini sudah mencapai Rp95. 000. Dan ini kalau tidak secepatnya diantisipasi ,maka harga bakal naik lagi menjadi Rp100 ribu atau mungkin Rp110.000.

Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan.Situasi seperti ini akan terdampak pada masyarakat ekonomi lemah ,

Menangapai hal tersebut Ketua Komisi II DPR Papua yang membidangi Perekonomian, Mega M F. Nikujuluw, SH mengaku bingung dengan melonjaknya harga telur di sejumlah pasar.Padahal pekan kemarin kapal barang yang memuat telur sudah masuk ke pelabuhan Jayapura.

“Jadi kalau dikatakan langkah atau telur habis itu tidak mungkin, karena  di pasar masih sangat banyak. Jadi kami minta kepada para pengecer dan distributor jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk menaikan harga telur secara drastis sesuka hati “ tegas Mega Nikijuluw ketika dikonfirmasi Senin (06/04/2020). 

Lanjut dikatakan Mega Nikijuluw ,masyarakat kecil khususnya yang ekonomi lemah, kalian tidak tahu betapa sulitnya mereka mendapatkan kebutuhan pangan ditengah pandemi covid -19 ini.

Terkait hal ini,pihaknya akan terus lakukan komunikasi dengan Ketua Satgas Pangan Daerah Provinsi Papua,Disperindakop Provinsi Papua, agar secepatnya turun menanyakan kepada distributor dan pengecer atas lonjakan harga telur itu.

Pasalnya ,berapa hari kedepan  umat Muslim, akan memasuki bulan suci Ramadhan.Sehingga harus  cepat diantisipasi karena kedepannya juga akan dilaksanakan hari raya idul fitri.

Sungguh sangat miris jika pemerintah tidak secepatnya ambil langkah, karena tentunya akan banyak pedagang-pedagang nakal yang memainkan harga untuk mengambil keuntungan dibalik situasi seperti ini “ Kembali ditegas Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Papua itu.

Pada kesempatan itu pihaknya juga berharap Ketua Satgas Pangan dan Disperindagkop secepat lakukan pertemuan dan membuat jadwal untuk bersama-sama turun ke pasar lakukan sidak agar bisa melihat secara langsung permainan harga para pedagang nakal.

“Tapi dalam sidak nanti, kami bukan hanya pantau harga telur saja tapi juga harga sembako lainnya. Seperti beras, minyak goreng bawang merah, bawang putih karema jangan sampai ada lonjakan juga pada Bapok lainnya “terang Mega.

Selain itu kami juga akan pantau gula pasir di pasar, apakah sudah atau belum, karena memang gula pasir saat ini lagi kosong. Tapi intinya kita juga harus melihat harga sembilan bahan pokok ini, karena ini juga persiapan menjelang hari raya idul fitri.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPR Papua, Petrus Pigai, mengingatkan para pedagang agar tidak memanfaatkan situasi untuk menaikkan harga sembako ditengah pandemi covid-19 ini.

“Jadi ini yang perlu diperhatikan. Jangan coba-coba menaikkan harga sembako,” tegas Petrus Pigai.

Menurut Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu, sanksi atau hukum yang diberikan kepada oknum pedagang yang dengan sengaja menaikkan harga bapok cukup berat.

“Kalau tidak salah itu hukuman penjara paling lama 5 tahun dan dendanya Rp 50 miliar. Itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Pasal 107 tentang Perdagangan,” jelas Petrus Pigai.

Oleh karena itu, Petrus Pigai meminta masyarakat juga proaktif jika memang menemukan pedagang yang sengaja menaikan harga bapok di tengah pandemi corona.

“Segera laporkan saja ke Satgas Pangan. Nanti oknum pedagang yang nakal itu akan berurusan dengan pihak berwajib dalam hal ini kepolisian,” tandasnya.

Hal senada dikatakan H. Darwis Massi, SE yang juga merupakan anggota Komisi II DPR Papua ini, pihaknya akan turun ke lapangan untuk melihat secara langsung penyebab kenaikan dari harga telur.

Sebab kata mantan anggota DPRD Kota ini, untuk barang kebutuhan tertentu, ada beberapa faktor sehingga harga kebutuhan pangan melonjak.

“Pertama bisa karena memang ada unsur kesengajaan, mengingat permintaan yang meningkat. Kedua, bisa saja karena biaya operasional pengiriman yang membengkak. 

Namun untuk barang tertentu di Papua kata Darwis Massi, itu di import. Seperti bawang putih,bawang merah, ikan asin, telur dan lain-lainnya karena memang stok kurang.

Sementara info bahwa harga telur melonjak kata Politisi PKS ini, karena ada pembatasan kapal laut PELNI masuk, sehingga beberapa pedagang pesan lewat pesawat Hercules yang sempat masuk kemarin dan tentunya biaya pengirimannya juga besar.

“Yang pasti kata Darwis Massi, jika ada pedagang yang dengan sengaja menimbun sembako, lalu memanfaatkan kondisi ini dengan menaikan harga, maka perlu ditindak tegas sesuai undang-undang yang berlaku “ pungkasnya.

(Matu).