Hadiri Halal Bihalal Paguyuban Kebumen, BTM Ajak Bangun Papua Dengan Tulus

Keerom, Teraspapua.com – Paguyuban Kebumen Rukun Santoso Arso X, Kabupaten Keerom, Papua menggelar acara Halal Bihalal Idul Fitri 1446/H, sebagai ajang silaturahmi
dan memperkuat hubungan tali persaudaraan dan silaturahmi, Sabtu (12/4/2025).

Momen Paguyuban Kebumen turut mengundang pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua nomor urut 1, Benhur Tomi Mano dan Constant Karma (BTM-CK) selaku orang tua.

Calon Gubernur Papua Benhur Tomi Mano mengawali sambutan menyampaikan mohon maaf lahir dan batin. “Kita baru saja menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan.

Sesuai dengan amanah kita menjalankan rukun Islam yang ketiga yaitu ibadah puasa, menahan lapar, haus, dengki dan amarah selama satu bulan dan telah mencapai fitrah, kemenangan dan hari ini, hati kita seperti lembaran kertas yang putih tidak tercatat dan noda.

“Untuk itu keluarga besar Kebumen yang hari ini hadir di acara Halal Bihalaltempat. Pesan saya, marilah menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama di wilayah Keerom,” terangnya.

Ajaran kita lanjut BTM, mengajarkan saling menghormati satu dengan yang lain, mencintai alam di sekitar, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.

“Kita tidak berpikir bahwa kita sekarang ada di Keerom, Papua. Tidak seorangpun berpikir dalam dirinya, untuk itu mari membangun Papua ini dengan hati yang tulus. Mari kita menghormati satu dengan yang lain,” ujarnya.

Dikatakan, keluarga besar Kebumen Keerom, telah membangun di bidang pertanian, peternakan dan perkebunan, untuk itu BTM ajak untuk berdoa, supaya kita dijaga dan dilindungi oleh Tuhan.

“Marilah kita menjaga persatuan dan kesatuan,” cetusnya.

BTM pun inginkan supaya wilayah Arso X, Kabupaten Keerom menjadi berkat bagi banyak orang. Pada kesempatan tersebut BTM pun mengkisahkan bagaimana perjuangannya untuk pembangunan jembatan Hamadi-Holtekamp atau yang dikenal dengan jembatan merah yang berada di Teluk Youtefa.

“Secara pribadi saya menyaksikan sendiri para petani dari Keerom dan Koya Barat, Koya Timur harus berangkat ke Pasar Youtefa dan Hamadi Kota Jayapura pada jam 01.00 dan jam 02.00 tengah malam. Bahkan sering dipalak dan dibunuh,” akuinya.

“Maka Keinginan saya menghadap bapak Presiden Joko Widodo untuk membangun jembatan merah itu demi rakyat saya yang tinggal di Keerom, Koya Timur dan Koya Barat. Sehingga para petani juga tidak terganggu untuk menjual hasil kebunya,” tuturnya.

Sementatara Constant Karma yang kini mendampingi BTM sebagai calon Wakil Gubernur Papua mengatakan, alasan mendampingi BTM, karena memiliki hati yang sama, mencintai rakyatnya dan akan selalu berjuang untuk kemakmuran rakyat.

“BTM adalah seorang Pamomg Praja dan saya adalah seorang dokter, dalam pengabdian kepada masyarakat dan akhirnya Tuhan ijinkan kami untuk sama-sama berjuang dalam politik, semata untuk kepentingan, kemajuan dan kemakmuran masyarakat Papua,” ujarnya.

Lanjut CK, momen Halal Bihalal ini bukan tradisi, tapi merupakan manifestasi dari semangat persaudaraan, persatuan dan kebersamaan kita sebagai anak bangsa, terutama dalam membangun Papua yang damai dan harmonis.

“Paguyuban seperti ini memiliki peran sangat penting dalam mempererat tali persaudaraan antar suku, budaya dan daerah asal,” katanya.

Ditempat yang sama, Ketua Dewan Penasehat Paguyuban Kebumen, KH. Nursalim Arozy mengatakan, Halal Bihalal adalah momen silaturahmi dan yang harus kita kedepankan adalah menjaga kondisifitas daerah kita.

Pihaknya mengundang BTM – CK,karena menginginkan agar alam demokrasi kita ini betul-betul kondusif, aman damai menghasilkan pemimpin yang betul-betul diinginkan oleh masyarakat.

“Saya pikir BTM sudah banyak yang kenal pernah menjadi Camat Skanto, jadi yang terpenting kita menciptakan suasana yang kondusif, tidak terjebak dengan isu-isu yang menyesatkan umat,” ujarnya. KH. Nursalim Arozy.

Menurutnya, memilih Gubernur bukan karena soal agama, tapi lebih kepada karya-karya nyata yang dilakukan.

Karena kita mau hidup dalam sebuah komunitas daerah yang heterogen yang tidak satu agama yang tidak satu suku yang tidak satu adat istiadat,” tukasnya.

(Arc)