Jayapura, Teraspapua.com – Pemerintah Kota Jayapura tengah mempersiapkan dokumen untuk penilaian kota sehat . OPD terkait diharapkan dapat memberikan data pendukung, sehingga semua yang dibutuhkan dalam rangka mengikuti lomba kota sehat dapat berjalan dengan baik.
“Tadi kita rapat, dalam rangka menyiapkan data pendukung dari masing-masing Organsiasi Perangkat Daerah (OPD) untuk kota Jayapura masuk dalam nominasi kota sehat,” kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Jayapura, Robby Kepas Awi, SE, MM yang juga sebagai pembina kota sehat kepada Teraspapua.com, di ruang kerjanya, Kamis (27/4/2023) sore.
Rapat tersebut dihadiri oleh pendamping dari Provinsi Papua dan juga OPD-OPD terkait, dinas kesehatan dan juga ketua TP PKK Kota Jayapura.
“Pada intinya, kami akan melengkapi data pendukung. Terutama yang berhubungan dengan kelengkapan administrasi,” jelas Robby.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota ini juga mengungkapkan, waktunya sampai besok, karena besok dilakukan penilaian oleh tim dari Provinsi.
Robby berharap OPD – OPD yang diberikan tanggung jawab bisa menyiapkan data, administrasi, dokumentasi untuk menjadi pelengkap sesuai dengan kebutuhan.
“Terkait dengn penilaian kota sehat kata Robby sangat berhubungan dengan OPD teknis, sehingga data-data yang dibutuhkan misalnya pasar, PUPR, untuk limbah rumah tangga harus kita dukung,” ujarnya.
Harapan kami kepada seluruh masyarakat kota Jayapura, mari mendukung, sehingga harapan Pemerintah Kota untuk menuju kota sehat dapat tercapai,” ucapnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan setempat, dr. Ni Nyoman Sri Antari yang juga sebagai Sekretaris Kota sehat menambahkan, sebenarnya tujuannya, kota ini benar-benar sehat dan layak ditinggali.
“Kita tidak ingin dicap kota terburuk. Kalau kita tidak mulai dari yang kecil, keluarga, RT/RW.Kampung, Kelurahan sehat baru menuju Distrik dan Kota sehat,” kata Ni Nyoman.
Ni Nyoman mengatakan, penilaian kota sehat itu setiap dua tahun sekali di tahun ganjil. Kota Jayapura sudah mengikuti tiga kali.
“Kali pertama tidak dapat, kali kedua dapat, dan yang ketiga tidak dapat, karena semakin meningkat indikator penilaian yang mesti dipenuhi,” ungkapnya.
Ternyata lanjut NI Nyoman, masih banyak yang kurang. Jadi, tahun kemarin itu Open defecation free ( stop buang air besar sembarangan ) dan itu masih belum tercapai, tapi sekarang kita sudah memenuhi persyaratan.
Untuk itu Ni Nyoman menegaskan, kesadaran masyarakat yang terpenting, kalau kita tidak sadar maka kita tidak bisa mewujudkan kota sehat.
“Kadang-kadang kita buang sampah sembarangan, seperti di kali Acai, muara-muara sungai banyak sampah plastik ketika hujan, kemudian karena tidak disiplin dengan lingkungan, maka kadang terjadi longsor,” tuturnya.
Jadi menurut dia, kalau kita bisa menjaga atau membuat peraturannya, kemudian penegakannya, kesadaran masyarakat itu penting sekali untuk mewujudkan kota sehat dan mudah-mudahan kita bisa dapat lagi,” harapnya.
Untuk tim penilaian kota sehat Sri Antari menyebutkan, yaitu komunitas yang menggerakkan masyarakat, seperti paguyuban, mereka yang bergerak untuk mengajak masyarakat untuk hidup sehat.
Sementara kami sebagai tim pembina bertugas hanya membina, jika ada anggaran kita bisa gelontarkan. Tapi sebenarnya yang berperan penting adalah masyarakat
Karena kata dia, kalau masyarakat sudah sadar untuk mewujudkan kota ini menjadi sehat, layak ditempati, penyakitnya tidak ada maka masyarakat benar-benar sehat,” pungkasnya.
(Har).