Jayapura, Teraspapua.com – Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) di Tanah Papua yang hari ini, genap berusia 63 tahun, semakin menegaskannya sebagai Yayasan tertua dan pelopor pendidikan di atas tanah Papua.
Berkipra sejak 63 tahun yang lalu, YPK tidak terlepas dari peran para zending seperti, Carl Wilhem Ottow Dan Johann Gottlob Geisler yang menginjakan kakinya di pulau Mansinam, Manokwari, Papua Barat pada tanggal 5 februari 1885.
Begitu juga gereja-gereja pendukung seperti zending nederlands de kerk herwom (ZNHK) adalah gereja hervorm belanda , doops zendding vereeniging (DZV) adalah gereja baptis belanda dan Gereja Protestan Maluku atau (GPM).
Dalam kurun waktu 1855- 1956 ini pekabaran injil dan pendidikan dilakukan sejalan dan ketika itu ditangani oleh zending/missi pekabaran injil yang dilakukan bersama- sama gereja-gereja pendukung.
Pada tanggal 8 maret 1962 tanggung jawab pendidikan di tanah papua dari zending diserahkan penuh untuk dikelola oleh gereja kristen injili (gki) di tanah papua, terjadilah perubahan nama yayasan ypk yang nama aslinya stchting voor christelyk onderwys menjadi yayasan persekolahan kristen.
Kemudian namanya berubah lagi dari yayasan persekolahan kristen menjadi yayasan pendidikan kristen, terakhir nama itu disesuaikan lagi dengan perubahan nama Provinsi Papua sehingga menjadi yayasan pendidikan kristen di tanah papua yang dipakai sampai sekarang.
Dengan demikian hari jadi YPK di tanah Papua tercatat sejak tanggal 8 Maret tahun 1962. sehingga Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Kristen (BP YPK) di tanah Papua
menggelar ibadah syukur memperingati hari jadinya yang ke 63, yang berlangsung di hotel horison padang bulan, distrik heram kota jayapura, papua, sabtu (8/3/2025).
Momen ibadah syukur HUT YPK ke 63 tahun ini diterangi dengan tema “Kasih Kristus Menggerakan Kesehatian, Persatuan, Kerja Sama dan Sinergitas Dalam Mewujudkan Pendidikan yang Bermutu dan Berkarakter Kristen”.
Dengan sub tema “ pendidikan kristen di tanah papua melahirkan budaya baru, berbasis nilai-nilai kesehatian, ketekunan, kesetiaan dan ketaatan iman”.
Ketua BP YPK di tanah Papua, Joni Y. Betaubun dalam sambutanya mengatan, hari ini, dalam harmoni iman, kita menaikkan nyanyian ucapan syukur, kita merayakan bagaimana Tuhan telah menjaga, menumbuhkan, dan memperluas pelayanan pendidikan YPK.
“Dari sekolah-sekolah yang sederhana di awal berdirinya. kini YPK telah menghasilkan ribuan alumni yang tersebar di berbagai bidang kehidupan. mereka adalah saksi nyata dari kerja keras para pendidik, dukungan gereja dan pernyertaan tuhan yang tidak berkesudahan,” kata Jon.
Sejarah panjang 63 tahun ini bukanlah sekedar deretan angka, tetapi sebuah kesaksian hidup tentang kesetiaan tuhan, sejak awal berdirinya YPK telah menghadapi tentang, namun tangan tuhan selalu memimpin dari generasi ke generasi.
diungkapkan, ribuan alumni telah lahir dari sekolah-sekolah YPK mereka yang kini menjadi pemimpin, guru, pendeta, tenaga kesehatan, pegawai negeri, petani, nelayan dan berbagai profesi lainnya sekali lagi mereka adalah bukti nyata bahwa pendidikan kristen, kita berjuang tidak sia-sia.
“Kita dipanggil untuk tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga membentuk karakter, mendidik anak-anak papua agar berakar dalam iman, berentitas dan siap menghadapi perubahan zaman,”ujarnya.
Lanjut Betaubun, hari ini YPK di tanah Papua memiliki 789 sekolah dengan jumlah peserta didik, sebanyak 88. 373 siswa perjenjang dan jumlah guru sebanyak 5.948 guru yang tersebar di tanah Papua.
Dalam upaya kita perlu mendorong sekolah-sekolah YPK untuk menerapkan pendekatan deep learning dalam proses pembelajaran. dikatakan deep learning bukan sekedar pemanfaatan teknologi, tetapi lebih dari itu ini adalah cara mendidik dan menumbuhkan pemahaman mendalam, memecahkan masalah secara reflektif, dan mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan nyata.
Pertama, kita ingin siswa-siswi YPK belajar secara aktif dan bermakna, tidak sekedar menghafal, tetapi memang memahami dan menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari- hari.
Kedua, mengembangkan karakter yang kuat melalui nilai-nilai kekristenan yang diwujudkan dalam sikap, etika dan kepedulian social.
Ketiga, berpikir kritis dan inovatif, sehingga mereka mampu menjadi pemimpin masa depan yang membawa perubahan bagi papua dan indonesia.
Keempat berkolaborasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk dalam pemanfaatan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
ditambahlan, tahun ini kita memperingati hut ypk dengan semangat yang lebih besar, karena kita berada dalam proses penyatuan 3 lembaga di bawah naungan sinode gki di tanah Papua.
“Tahun ini, kita memperingati HUT YPK dengan semangat yang lebih besar, karena kita berada dalam proses penyatuan tiga lembaga pendidikan dibawah naungan Sinode GKI di tanah Papua; penyatuan Yayasan Ottow & Geissler Papua dan Yayasan I.S Kijne ke dalam Yayasan Pendidikan Kristen (Ypk) di Tanah Papua,” tuturnya.
Sebagai Yayasan tertua dan pelopor pendidikan di tanah ini, YPK akan memegang peran sentral dalam melanjutkan misi pelayanan pendidikan kristen di Papua. Yayasan pioner ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam memperkuat pendidikan dan memperluas pelayanan kepada masyarakat.
Menurutnya, penyatuan ini bukan hanya soal adminstrasi atau kelembagaan, tetapi lebih dari itu, ini adalah langkah iman yang memperkuat dan memperluas pelayanan pendidikan di tanah ini, serta membangun sistem pendidikan yang lebih terintegrasi dan berdaya saing.
Yayasan I.S. Kijne dan Yayasan Ottow Geissler Papua adalah dua lembaga yang juga memiliki sejarah panjang dalam mendidik dan membina generasi Papua.
Keduanya telah menorehkan jejak yang mendalam dalam membangun kehidupan intelektual, moral, dan spiritual anak-anak Papua.
“Dengan penyatuan ini, kita tidak sedang menghapus sejarah, melainkan menyatukan kekuatan besar yang telah terbentuk selama 68 tahun GKI di tanah Papua,” ujarnya.
Dikatakan, langkah yang diambil oleh Sinode GKI di tanah papua ini merupakan wujud komitmen Gereja untuk lebih kuat dalam melayani, lebih efisien dalam mengelola, dan lebih inovatif dalam pengembangan pendidikan kristen di masa depan.
Selaras dengan tema Sinode GKI di Tanah Papua tahun 2025, yaitu “Tahun Kesehatian,” YPK di tanah papua juga terpanggil untuk bekerja dalam semangat kebersamaan dan keselarasan.
Tentu, tema ini mengajak seluruh anggota gereja, termasuk kita di dunia pendidikan, untuk bekerja sama dan sejalan dalam menjalankan tugas-tugas gereja, termasuk membangun pendidikan yang lebih baik, bagi generasi mendatang.
Sebagai bagian dari perayaan HUT ke-63 ini, mari kita meneguhkan kembali komitmen kita :
Pertama, memperkokoh dasar pendidikan kristen, dengan menjadikan sekolah-sekolah ypk sebagai tempat pembentukan iman dan karakter kristiani bagi anak-anak papua.
Kedua, meningkatkan kualitas pendidikan, baik dalam metode pengajaran, pemanfaatan teknologi,maupun penguatan nilai-nilai spriritual.
Ketiga, menjaga semangat pelayanan para guru dan tenaga pendidik, sebagai ujung tombak dalam mendidik dan membentuk generasi yang takut akan Tuhan.
Pada kesempatan itu Betaubun menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kami kepada : Pemerintah pusat, lewat kebijakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Nomor
1 Tahun 2025, tentang redistribusi guru ASN pada satuan pendiikan yang disleenggarakan oleh masyarakat didalamnya juga, YPK di tanah Papua.
Ucapan terima kasih juga kepada Badan Pekerja Sinode Gki Di tanah Papua, Ketua Sinode dan jajarannya yang selalu memberikan arahan dan perhatian untuk berupaya memajukan YPK di Tanah Papua.
Begitu juga kepada Pemerintah Daerah, Pj Gubernur Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Barat Daya, Papua Tengah dan Papua Pegunungan, para Bupati se- tanah Papua, Walikota Jayapura dan Walikota Sorong yang telah membantu pengurus YPK maupun PSW berupa dana hibah maupun pembangunan sarana dan prasarana sekolah YPK se-tanah Papua.
Ucapan terima kasih juga kepada kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan di enam Propinsi di Tanah Papua, tapi juga Kabupaten/Kota se tanah Papua.
Dan kepada Badan Pekerja Klasis GKI se tanah Papua dan Badan Pekerja Klasis GPI se tanah Papua, Majelis Jemaat GKI, Majelis Jemat GPI se tanah Papua dan secara khusus seluruh warga Jemaat GKI di tanah Papua yang memberikan dukungan moril maupun materil,” pungkasnya.
(Har)