Jayapura, Teraspapua.com – Siswa Siswi SD se Kota Jayapura mengikuti lomba Bercerita Rakyat Port Numbay dengan tema “Cerlang Budaya Cerlangkan Nusantara,”. Di gedung sian soor, Sabtu (4/12).
Ini merupakan salah satu wujud nyata pemerintah kota melalui dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam melestarikan nilai-nilai kearifan lokal Port Numbay.
Kepala Dinas, Dr. Fachruddin Pasolo, M. Si mengatakan, ini adalah salah satu implementasi dari visi misi Wali Kota, Dr. Benhur Tomi.Mano, MM dalam mewujudkan kota yang beriman, tapi berbasis kearifan lokal.
“Jadi kebudayaan ini dari nilai-nilai secara turun-temurun yang dilestarikan oleh orang tua, kearifan lokal ini harus terus kita lestarikan, pelihara terutama bahasa,” ujar Fachruddin.
Menurut Fachruddin, budaya ini adalah identitas kolektif jati diri bangsa, kalau bahasa daerah itu adalah identitas daerah tersebut.
Diungkapkan, hasil pengamatan dengan beberapa studi yang dilakukan khususnya untuk bahasa Port Numbay, Enggros, Tobati dan sekitarnya itu sudah kurang digunakan oleh orang – orang di kampung. Khususnya generasi baru saat ini.
Jika orang tua orang asli Port Numbay, namun ketika tinggal di kota tentu tidak bisa menggunakan bahasa Kampung.
“Makanya, program ini selain untuk mereka mengenal tapi juga harus mampu menjaga dan melestarikan, jangan sampai punah bahasa ini jika tidak digunakan apalagi kehidupan saat ini yang tentu menggeser nilai-nilai budaya,” papar Fachrudin.
Menurut Kadis, kehilangan bahasa berarti kehilangan nilai budaya. Itu berarti menghilangkan kita punya nilai densitas.
Makanya Walikota khususnya di Dinas Pendidikan terus melakukan kegiatan-kegiatan ini, supaya kita bisa menjaga melestarikan nilai budaya baik seni bahasa tari-tarian,” sambung Fachruddin.
Ketika ditanya, apakah bahasa Port Numbay ini sudah masuk kurikulum. Kadis menegaskan, ini sudah masuk kurikulum muatan lokal dan tiap tahun ada buku bahasa Tobati yang sederhana.
“Yang menjadi persoalan saat ini, kita buat muatan lokal dengan basah-basah Tobati yang sederhana tapi yang menjadi kesulitan guru siapa yang mau mengajar,” Tanya Fachruddin.
Sementara Kepala Bidang Kebudayaan, Dra. Dani Dorneka, MM mengungkapkan tujuan lomba cerita rakyat Port Numbay ini untuk melestarikan penggunaan bahasa daerah dalam masyarakat. Mengembangkan minat siswa-siswi untuk belajar bahasa daerah.
Kemudian menumbuhkan semangat mencintai bahasa daerah di kalangan anak-anak sekolah serta mendorong terlaksananya kurikulum lokal.
Kepala Bidang juga menyebutkan manfaat dari lomba ini, agar siswa-siswi dapat mengenal dan belajar bahasa daerahnya.
“Tersedianya kurikulum tentang pelestarian budaya Port Numbay, mudahnya pelaksanaan pembelajaran seni budaya di sekolah dasar. Selain itu lestarinya bahasa pertumbuhan di kalangan pelajar SD,” ujarnya.
Dia juga merincikan, peserta perlombaan cerita rakyat bahasa Port Numbay dari SD Negeri dan Swasta yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Jayapura.
(Let)