Jayapura,Teraspapua.com – Terimah sejumlah keluhan dan aspirasi kondisi pelayanan di RSUD Jayapura, Komisi V DPR Papua, lakukan inspeksi mendadak (Sidak) di RSUD Jayapura.
Sidak tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Komisi V DPR Papua, TImiles Jikwa didampingi Anggota Komisi V DPR Papua, Nason Utty, Elly Wonda, Hengky Bayage, Namantus Gwijangge dan Deky Nawipa, Senin (22/11).
Usai Sidak Ketua Komisi V DPR Papua Timeles Jikwa mengatakan sidak ini untuk kebutuhan RSUD Jayapura sebagai rumah sakit rujukan yang harus kita lengkapi, meskipun sudah disampaikan secara tertulis oleh Direktur dalam pertemuan, tetapi karena ada pengaduan sehingga kami sidak.
Ternyata banyak hal yang harus kita lihat di RSUD Jayapura, terutama untuk Radiologi baik CT Scan maupun MRI yang perlu ditambah peralatannya maupun lokasinya dipindahkan ke gedung yang lebih dekat dengan IGD RSUD Jayapura sehingga penanganan pasien dan koordinasinya lebih cepat, ujarnya kepada wartawan.
Lebih lanjut dijelaskan Timeles, mereka bekerja sesuai prosedur, namun pasien yang ditangani cukup banyak, sehingga menumpuk dan penanganannya harus dipercepat.
“Setelah kami lihat, ternyata dari sisi ruangan radiologi sudah tidak layak dan kecil. Alat juga terbatas. Setelah kita Tanya alat ini jika tambah, maka tenaganya juga harus ditambah. Saya kira memang harus ditambah juga sehingga diharapkan managemen melihat hal ini mengingat sangat penting peralatan ini,” jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjut Timiles, alat pemeriksaan pemeriksaan AIDS atau anti AIDS, terkendala lantaran kekurangan reagen untuk pemeriksaan pasien.
“Nah, kami sudah ketemu dokternya. Ini apa kekurangan alat atau kekurangan uang. Menurut doter bahwa pemeriksaan anti AIDS ini kekurangan reagen yang dialami secara nasional. Reagen ini pengadaannya dilakukan oleh Dinas Kesehatan,” jelasnya.
Akibatnya, lanjut Timiles, terpaksa pasien yang akan melakukan pemeriksaan Anti AIDS harus dirujuk ke laboratorium swasta setelah mendapat rujukan KPS.
“Yang bermasalah sekarang itu disitu. Jadi, kami Komisi V DPR Papua sudah ketemu masalah. Nah, ini kita akan konfirmasi ke direktur, apakah uangnya kurang, alatnya tidak ada atau perlu cari di luar,” jelasnya.
Komisi V DPR Papua juga menemukan laporan adanya pemeriksaan kultur yang sudah hampir 1 tahun ini tidak bisa dilakukan. Namun, pihaknya belum mengetahui pasti penyebabnya, padahal pemeriksaan kultur itu sangat penting bagi pasien.
Timiles mengingatkan kepada managemen RSUD Jayapura untuk terus membangun komunikasi dan koordinasi kerja dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berobat ke rumah sakit tersebut.
Untuk ruang bersalin, kata Timiles, mereka membutuhkan ruang tunggu untuk penjaga pasien. “Mereka sampaikan kebutuhan itu. Saya pikir ini perlu ditanggapi, sehingga pasien juga tidak terganggu ketika membutuhkan keluarga yang menjaganya tinggal dipanggilkan,” ujarnya.
Bahkan, untuk ruang bersalin di RSUD Jayapura ini, membutuhkan toilet, lantaran hanya ada satu saja, padahal banyak pasien.
“Toilet hanya satu, padahal ada banyak ruang. Airnya malam hari baru jalan, padahal itu kebutuhan utama. Bahkan, keluarganya bawa air dengan jerigen, ini tidak benar karena kebutuhan pasien. Jadi, harus ada penambahan toilet dan memperbaiki air bersih di ruangan itu,” paparnya.
Ditambahkan, selain air bersih, penambahan toilet dan ruang tunggu, perlu menambah fasilitas di ruang rawat termasuk kipas angin dan perbaikan plafon.
“Oleh karena itu dalam waktu dekat, kita akan undang managemen RSUD Jayapura untuk menjelaskan hal itu untuk menjawab kebutuhan itu,” pungkasnya.
(Vmt)