Jayapura, Teraspapua.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jayapura dalam hal ini Komisi C, melakukan fungsi pengawasan, dimana para Legislator kota ini melakukan kunjungan kerja (Kungker) ke PT. Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku di Dok VII Kota Jayapura, Kamis ( 13/10/2022)
Ketua Komisi C, Akhmad Sujana di dampingi sekertaris komisi. Ismail Bepa Ladopurap dan Aggota Komisi. Turut mendampingi juga Wakil Ketua I DPRD Jhon Y. Betaubun, SH, MH.
Selain untuk mestikan CSR Pertamina Patra Niaga, Dewan lebih banyak menyoroti fungsi kontrol Pertamina terhadap antrian warga di setiap SPBU untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Perlite dan Solar.
Ketua Komisi C Akhmad Sudjana mengatakan, terkait dengan kenaikan BBM semuanya sesuai dengan aturan dari pusat, namun yang disoroti Komisi C saat pertemuan dengan PT Pertamina Patra Niaga hari ini yaitu antrian panjang di SPBU, yang menimbulkan kemacetan.
“Masyarakat kita sebenarnya tidak mempermasalahkan kenaikan harga BBM, untuk itu dia meminta untuk stok Pertalite harus ditambahkan di setiap SPBU,” kata Sudjana.
Sehingga lanjut Sudjana, jika kita ingin membeli Pertalite stok selalu ada. Komisi C berharap, setelah bertemu dengan PT Pertamina Patra Niaga, kiranya ada solusi agar satu dua hari kedepan tidak terjadi kemacetan lagi.
Ditempat yang sama, Ast. Manager Dealership dan General Adm Deny Hamdani menyebutkan, hingga saat ini kondisi antrian BBM masih terjadi di wilayah kota Jayapura.
Tapi untuk kondisi stok BBM dipastikan tidak ada masalah karena Pertamina tetap menyalurkan bio solar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Adapun kondisi antrian yang terjadi saat ini karena memang di beberapa daerah di sekitar kota Jayapura masih ada pekerjaan besar seperti di Wamena yang tentu membutuhkan logistik pengiriman barang,” ungkapnya.
Otomatis lanjut Deny, ada pekerjaan dan pengiriman logistik maka truk yang mengisi BBM di SPBU tidak hanya di tangki mobil saja tapi biasa juga membawa jerigen yang diisi untuk stok selama perjalanan.
Deny menambahkan, untuk kondisi ini tidak terjadi setiap hari atau setiap bulan tapi biasanya terjadi di periode-periode tertentu,” sambungnya.
Selain itu ujar Deny, karena kondisi SPBU di kota Jayapura tidak terlalu luas tanahnya sehingga untuk masuk ke area cukup sulit karena hanya satu truk yang bisa masuk dan sisanya antri di badan jalan.
Dia mengungkapkan, area SPBU di kota Jayapura masih sangat terbatas sementara kebutuhan solar cukup tinggi.
Sementara untuk pembelian BBM menggunatakan jerigen kata Deby sebenarnya tidak diperbolehkan, namun jika kondisi di negeri kita untuk mencapai lokasi-lokasi yang jauh dari SPBU tentu harus menggunakan jerigen.
“Jadi, untuk membeli BBM menggunakan cergen di SPBU itu diperbolehkan tentu dengan batas 25 liter bahkan mengisi pun gen harus menempel di tanah serta membawa surat rekomendasi dari dinas terkai,” terangnya..
(Har)