Sapa Petani Keerom, BTM Tegaskan Komitmen Tanpa Politik Uang: “Saya Datang dengan Hati”

Momen foto bersama BTM dan perwakilan petani (foto arche/Teraspapua.com)

Arso, Teraspapua.com – Calon Gubernur Papua nomor urut 1, Benhur Tomi Mano (BTM), menyapa langsung masyarakat dan kelompok tani di Arso XIV, Kabupaten Keerom, dalam agenda silaturahmi yang berlangsung di kediaman Ketua Kelompok Tani Sadar Tani Makmur, Ramadan Simatupang, Kampung Wulukubun,, Senin (23/6/2025).

Dalam pertemuan tersebut, ratusan petani dari berbagai kampung hadir, termasuk dari Arso XIII, Kampung Walma (Distrik Skanto), Kampung Efiafi (Arso XI), dan Kampung Kuimi. Masyarakat dan petani secara resmi menyampaikan dukungan kepada pasangan calon nomor urut 1, Benhur Tomi Mano – Constant Karma (BTM–CK).

Simbol dukungan ditandai dengan dikenakannya topi tani kepada BTM oleh Ramadan Simatupang, yang sekaligus menjadi bentuk harapan para petani agar pasangan BTM–CK memperjuangkan aspirasi mereka jika terpilih memimpin Papua.

Dalam dialog bersama, Ramadan menyampaikan bahwa wilayah Arso XIV masih memiliki banyak lahan kosong yang potensial untuk pertanian. Namun, para petani menghadapi keterbatasan akses terhadap bibit unggul dan alat pertanian.

“Saya mengundang Pak BTM untuk datang langsung bertemu dengan kami para petani, karena kami ingin menyampaikan langsung bahwa kami butuh bibit, terutama padi, kelapa sawit, dan cokelat. Ketiga komoditas ini sedang naik daun, dan sangat mendukung ketahanan pangan nasional seperti yang juga menjadi visi Presiden Prabowo – Gibran,” ujar Ramadan.

Ia berharap, jika BTM–CK terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, mereka dapat memberikan bantuan bibit unggul dan alat pertanian, serta memastikan bahwa hasil panen petani dapat terserap oleh pasar dengan harga yang terjangkau, misalnya melalui skema penyerapan seperti yang dilakukan Bulog.

“Kami ingin hasil panen bisa dijual dengan harga terjangkau, agar rakyat bisa makan beras dengan harga yang sesuai kemampuan mereka. Jangan ceraikan kami para petani di Keerom jika BTM–CK terpilih,” tegasnya.

Dalam sambutannya, Benhur Tomi Mano menyampaikan pesan mendalam terkait integritas politik. Ia mengenang kekalahannya pada Pilkada 2004 di Distrik Skanto, yang menurutnya terjadi karena praktik politik uang.

“Saya kalah karena suara rakyat dibeli dengan uang. Maka hari ini saya ingatkan bapak ibu semua: jangan biarkan hal seperti itu terjadi lagi. Saya tidak akan membeli suara bapak ibu dengan uang,” kata BTM disambut tepuk tangan hadirin.

BTM menegaskan bahwa ia datang untuk melayani rakyat dengan hati, bukan dengan materi. Ia meminta masyarakat memilih berdasarkan hati nurani, dan tidak perlu merasa bersalah jika menerima uang dari pihak lain.

“Kalau mereka kasih uang, ambil saja. Tidak berdosa, karena bukan bapak ibu yang minta. Tapi, saat di bilik suara, ikuti kata hati. Pilihlah pemimpin yang benar-benar akan bekerja untuk rakyat,” pesannya.

Ia juga menekankan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan dan tidak bisa dibeli.

“Saya datang untuk mengayomi, bukan menguasai. Saya ingin menyentuh hati bapak ibu sekalian yang juga punya hati,” ujarnya.

BTM juga menyindir perilaku sebagian pemimpin yang hanya memperhatikan daerah-daerah yang memberikan mereka suara. Ia menegaskan bahwa dirinya tetap akan melayani rakyat, termasuk Keerom, meski ia tidak menang di wilayah tersebut.

“Ada pemimpin yang kalau kalah di suatu tempat, tidak akan datang ke sana selama lima tahun. Tapi saya berbeda. Kalau saya menang, saya tetap akan datang ke Keerom. Kalau pun kalah, saya akan tetap datang dan bekerja untuk petani Keerom. Itulah pemimpin yang melayani rakyat dengan hati,” tegasnya.

Ia menyebut bahwa Kabupaten Keerom terdiri dari 19 kecamatan dan 91 kampung, yang semuanya telah masuk dalam program-program pembangunan prioritas BTM–CK jika mereka terpilih.

Di akhir acara, BTM menyinggung kisah menarik mengenai seorang tokoh Keerom bernama Pak Adam, yang sebelumnya mendukung paslon lain namun kini memilih mendukung BTM-CK.

“Pak Adam kembali ke jalan yang benar. Dia datang sendiri, tanpa saya undang, karena hatinya digerakkan oleh Tuhan. Inilah bukti bahwa perjuangan ini bukan sekadar politik, tapi panggilan nurani,” ungkap BTM.

Pertemuan ditutup dengan dengan peninjauan lahan padi yang siap di tanami, doa dan seruan semangat untuk menjaga persatuan dan memilih pemimpin yang bekerja untuk rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi.
(Hr/Rc)